Ada begitu banyak sekelumit kisah yang bisa kita jadikan
contoh dalam berkeluarga
Namun intinya hanya satu. Jika kebutuhan rohani telah terpenuhi ,Maka pondasi dasar dalam membagun keluarga sudah bisa dikatakan baik
karena orang bijak
mengatakan “bangunlah pondasi kasih sayang yang kokoh sebagai wujud dari
kebutuhan rohani dalam lingkup keluarga”
Orang
tua merupakan Model terbaik yang pernah
ada. mereka mampu mengarahkan kita ke arah yang baik, mulai dari kita dilahirkan
di dunia hingga dia dapat melihat kita semasa dia masih bisa bernafas,. orang tua lah
yang yang senagtiasa melukis kita menjadi pelangi yang indah yang mampu melukisan
awan hingga menghiasi warna-warni di awan biru.
Inilah gambaran sosok orang
tua bagi Wanita charming ini ,dia mengidolakan sosok malikat nya ini yang tak
pernah kesiagan untuk menolongnya . keperibadian sosok diyanah yang charming
ini sudah di bentuk oleh orang tuanya dari kecil yang membuat dia menjaidi
wanita yang mandiri dan mampu berusaha untuk mmenjalani sulitnya kehidupan ini..
Keras bukan lah kepribadian
dari sosok seorang ayah bagi diyanah, namun tegas dan disiplin itulah ayah nya..
ayah diyanah mengajarkan
dia bagaimana cara berusaha untuk bertahan hidup,. Dengan mengajarkan diyanah
bercocok tanam merupak cara terbaik bagi ayah diyanah dalam mebentuk karakter
seorang diyanah, hingga suatu hari diyanah dibawk ayahnya ke sawah untuk bercocok
tanaman sawit , diyanah di ajarkan bagaimana menanam yang baik , memupuk, dan
melihat jenis tanah apa yang baik untuk menanam sawit, berjalan nya waktu, tidak terasa hari suda semakin sore
saat hari sudah semakin petang ayah diyanah beranjak dari ujung sawah
,untuk memnaggil diyanah agar bersiap-siap untuk pulang, diyanah,
diyanah,diyanah..
namun diyanah tidak
menjawab, alangkah kagetnya ayah diyanah melihat diyanah sedang menaggis
kesakitan karena tertusuk duri sawit, secepatnya ayah diyanah mengambil duri
sawit yang menyebabkan diyanah kesakitan,
bagaimana nak??? Apakah masih
sakit?... (diyanah menaggis terharuh dan memeluk ayahnya)!!! “ tertusuk satu duri
sawit sudah sangat menyakiti tangan ku ayah, bgaimana dengan ayah yang sering jatuh
saat memikul sawit yang besar dan tertusuk ribuan duri sawit yang menusuk
punggung ayah ...
mendengar perkataan diyanah
ayah nya tersenyum sedih dan memeluk
diyanah sambil berkata “ ini lah harapa ayah mu nak, jadilah wanita yang
terkuat di dalam hal apapun, sakitnya tertusuk duri sawit tidak seberapa dengan
sakitnya jalan yang akan kau lalui tampa ayah dan ibu mu nanti,, ..ayah
mengharpkan kau nak jadi lah wanita kebanggan ayah ,, tegar menjalani hidup mu
kelak yang tidak bisa ayah lihat kelak di dunia kita sekarang,,
air mata tidak berhenti
mengalir dari mata nya,, dan dengan hati yang terseduh menaggis diyanah
mengatakan kalimat janij pada ayahnya,, “aku akan menjadi wanit kecil yang kau
harapakan itu ayah,, aku berjanji agar selalu tegar menghadapi kesakitan ini
ayah ...
(ayahnya memeluk diyanah
dan membantunya berdiri) ayuk nak ,, hari sudah petang ibu pasti menunggu
kita,,..ayah mulai mengayuh speda nya bersama diyanah,, dan sesampainya di rumah
diyanah langsung mencium ibu nya dan tersenyum , “ibu hari ini ayah memberi ku
pelajaran yang akan selalu aku pakai semasa hidup ku kelak,, !! ibu diyanah langsung terharu dan memeluk
diyanah dengan erat,,,,
-THE END-
Penulis :
Rumintang harianja